Citilink Siapkan Prosedur New Normal Mulai Penerbangan 1 Juni 2020

MASKAPAI penerbangan Citilink mempersiapkan secara intensif prosedur layanan penerbangan terbaik untuk penumpang baik pada fase pre-, in-, hingga post flight dalam rangka menghadapi “new normal”

Persiapan ini dilakukan oleh Citilink sejak 22 Mei 2020 hingga 31 Mei 2020. Proses ini merupakan bagian dari kepedulian Citilink untuk kesehatan dan keselamatan penumpang serta bagian dukungan Citilink bagi kebijakan pemerintah.

Direktur Utama Citilink, Juliandra menuturkan, setiap hari Citilink tetap melayani penerbangan logistik, baik dalam ataupun luar negeri dengan rata-rata penerbangan 20-25 flight/hari. Citilink tetap berkomitmen membantu kelancaran distribusi logistik di berbagai daerah.

“Untuk informasi lebih lanjut mengenai penerbangan yang terdampak dapat menghubungi call center di 0804 1 080808,” katanya dalam rilis yang diterima mo-trans, Jumat (29/5/2020).

Sementara itu dari akun HPI Aceh, meluncur analisa penerapan new normal yang perlu diketahui oleh para guide dan tour leader (TL) usai pandemi Covid-19 berda pemikiran dari WHO, yang akan di lakukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Standar Protokol Bagi Pengusaha Tour & Travel
1. Ketersediaan Masker
2. Ketersediaan Hand Sanitizer
3. Ketersediaan Desinfektan
4. Ketersediaan Alat Ukur Suhu Badan
5. TL wajib memiliki sertifikat tambahan dari dinas kesehatan dan wajib selalu kembali diperoleh/diuji saat akan mendampingi group peserta travel, khususnya ke luar negeri.
6. Perusahaan Tour dan Travel wajib memiliki izin SOP Protokol Kesehatan yang di keluarkan oleh Dinas Kesehatan, para pegawai wajib mengikuti pelatihan tersebut.

Standar Persyaratan untuk Bepergian
1. Adanya surat kesehatan bebas Covid-19 yang di bawa para traveller dari rumah sakit penunjukan di luar Paspor dan aturan lainnya (khusus bepergian ke luar negeri)
2. Bersedia melakukan tes ulang Covid-19 di Bandara dan Pelabuhan.
3. Pengecekan Detail Bagasi agar lolos uji kebersihan.

Standar Kapasitas Alat Angkut Group Tour.
1. Pengurangan Penggunaan Kapasitas tempat duduk, sehingga jumlah armada baik pesawat, kapal laut, bus dan kereta api akan berkurang dan mempengaruhi jadwal keberangkatan.
2. Harus membiasakan diri duduk terpisah khususnya bagi anggota keluarga yang melakukan kegiatan perjalanan

Standar Akomodasi/Kamar Hotel
1. Kecenderungan Penggunaan Double Bed dengan kapasitas tamu maksimum 2 orang.
*) Paket Umrah sepertinya akan di arahkan di jual / jamaah, tidak lagi menjual berdasarkan kapasitas kamar hotel/bus (kemungkinan tidak ada lagi Paket Quard, Triple dan Double)

2. Pengurangan Kapasitas Penggunaan Jumlah Tempat Tidur di Asrama (Dormitory), asumsi kegiatan backpacker kemungkinan akan di tekan bisa jadi akan menghilang dengan sendirinya wajib di dampingi oleh TL yang berpengalaman dan memperoleh pelatihan protokol Hygiene dan Sanitasi.
3. Pengurangan Penggunaan Kamar Hotel, kemungkinan hanya mempertahankan occupancy 50 %, atau meniadakan adanya extra bed.
4. Penggunaan Connecting Room akan penting bagi family traveller yang menggunakan hotel.
5. Mengurangi kegiatan makan di restoran, bila overcapacity, sehingga para tamu akan di arahkan membawa sarapan/makan malam ke kamarnya.

Tinggalkan Balasan