
REPUBLIK Korea atau Korea Selatan (Korsel) adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara. Keduanya pernah bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948.
Korsel menjadi salah satu negara di dunia yang saat ini banyak menjadi tujuan liburan wisatawan luar negeri, tak terkecuali bagi para pencinta K-Pop dari Indonesia.
Negeri Ginseng itu terkenal sebagai negara maju yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dan memiliki banyak spot wisata unik serta kental dengan budaya setempat.
Pemegang paspor Indonesia wajib memiliki visa untuk mengunjungi Korsel. Untuk pengurusannya, silakan datang atau meminta informasi mengenai visa Korea di bawah ini.
Korea Visa Application Center
Lotte Shopping Avenue Lantai 5
Jl Prof DR Satrio No 1, RT 18/RW 4
Kuningan, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatam 12940
(Senin–Jumat, jam operasional 11.00–16.00 WIB)
Telp: 021 3950 4000
Whatsapp: +62 812 9339 5148
Instagram: @kvac_id
Email : info@visaforkorea-in.com
http://www.visaforkorea-in.com/
Sebelum berkunjung, ingat, ada perbedaan waktu antara Indonesia dan Korsel. Waktu standar Korsel adalah GMT +9, artinya lebih cepat 2 jam dari Jakarta (WIB). Kalau di Jakarta pukul 15.00 WIB, maka di Seoul pukul 17.00 waktu setempat.
Bagaimana dengan iklim? Untuk Maret-Mei masuk Musim Semi, suhu rata-rata 13-14 derajat Celsius, jadi butuh baju luaran hangat. Pada Juni-Agustus, masuk Musim Panas, suhu rata-rata 15-17 derajat Celsiu, perlu baju yang menyerap keringat.
Untuk September-November, masuk Musim Gugur, suhu rata-rata 13-14 derajat Celsius, butuh jaket yang tidak terlalu tebal, tipis saja sedangkan pada Desember-Februari, masuk Musim Dingin, suhu rata-rata -6 hingga 7 derajat Celsius, butuh baju dan jaket hangat, dan disarankan membawa pelembab kulit dan payung.
Berkat Kpop dan seriesnya, budaya Korsel membuat banyak orang penasaran.
Dalam kesehariannya, orang Korsel menyampaikan salam dengan menganggukkan kepala saat pertama kali berjumpa dan berpisah.
Kepala menunduk 30 sampai 60 derajat selama 2 hingga 3 detik saat memberi salam hormat kepada orang yang lebih tua. Ada juga cara menyampaikan salam khusus, yakni Jeol (meletakkan tangan yang satu di atas yang lain, berlutut, lalu menundukkan badan seperti sujud).
Makanan harian orang Korsel biasanya terdiri atas nasi, sup, kimchi, dan berbagai macam lauk pauk pendamping. Salah satu ciri khas, ada makanan yang difermentasikan seperti kimchi dan saus “jang”, serta banyak menggunakan bumbu seperti daun bawang dan bawang putih.
Menurut tradisi, tidak dihidangkan satu per satu tapi sekaligus di atas meja (mungkin mirip kalau makan di rumah makan Padang). Saat menyajikan makanan, piring dan mangkuk tidak ditengkurapkan tetapi terbuka. Ketika makan, orang Korsel tidak menggunakan tangan atau garpu, melainkan sendok dan sumpit.
Cobalah nanti di sana, makanan tradisional ‘Hansik’ yang populer, yang ramah Muslim, seperti Bibimbap, Bulgogi, Kimchi, dan lainnya. Jangan lupa, abadikan momen perjalanan sambil mengenakan Hanbok sewaan.
Masyarakat Korsel (saat ini) banyak tinggal di apartemen dan kompleks perumahan. Di kota, ada apartemen karena mampu menampung banyak orang dalam lahan yang sempit. Ada pula yang di “Hanok”, rumah tradisional dari paduan alam dan keharmonisan.
Hanok dianggap praktis dan sangat kuat, sehingga masih banyak dipakai hingga saat ini. Kalau berkunjung ke Korsel, tak ada salahnya, menginap di penginapan bertema Hanok, bisa menjadi pengalaman unik selama berlibur di Korsel. (*)