Kuliner Sehat Green Rebel di Penerbangan AirAsia

Teknologi Rebel Texturization membantu menciptakan “daging” utuh dengan tekstur berserat layaknya daging asli sementara Rebel Emulsion menciptakan formulasi eksklusif dari minyak kelapa, air, dan bumbu nabati alami yang berfungsi sebagai pengganti lemak hewani untuk menghasilkan rasa, aroma, dan juiciness yang menyerupai protein hewani.

Hasilnya, “daging” Green Rebel mampu menyerap rasa dan marinasi secara mendalam, dan juga stabil di suhu panas, sehingga cocok untuk metode kuliner Asia seperti merebus, mengukus, merebus, hotpot, membakar, memanggang, bahkan menggoreng.

Untuk sajian kuliner sehat Green Rebel di penerbangan AirAsia, memastikan semua produk Green Rebel adalah halal, terbuat dari 100% bahan nabati alami, dan bebas dari tambahan seperti MSG, pengawet, dan olahan gula. Kedelai non-transgenik dan jamur shiitake menjadi bahan dasar protein nabati Green Rebel. Penggunaan rempah-rempah dan bumbu-bumbu Asia seperti serai, lengkuas, kunyit, ketumbar, asam jawa, dan cabai tidak hanya memberikan rasa, tetapi juga umami yang akrab dengan lidah Asia.

Kedua founder Green Rebel, Helga Angelina dan Chef Max Mandias, sudah lama menjadi praktisi pola makan nabati dan sehat sebelum memulai Green Rebel, yang berkomitmen untuk membuat daging nabati yang lezat, terjangkau, dan mudah didapatkan, sambil meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Selain itu, Green Rebel melakukan LCA (Life Cycle Assessment) independen pada produk mereka. Meatless beefnya memiliki 91% potensi pemanasan global yang lebih rendah ketimbang daging sapi lokal. “Demikian pula meatless chicken kami yang memiliki 84% potensi pemanasan global yang lebih rendah ketimbang ayam lokal,” ujar Helga.

Penelitian itu membuktikan, ada penghematan emisi karbon sebesar 90%, penggunaan air sebesar 72%, penggunaan lahan sebesar 90%, dan penggunaan energi secara keseluruhan sebesar 81% untuk memproduksi daging nabati Green Rebel dibandingkan dengan daging hewani lokal.

Grup AirAsia menyelaraskan diri dengan kebijakan 1,5 derajat Celcius yang tertulis pada Perjanjian Paris untuk memastikan bahwa Grup AirAsia meminimalkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2050, meliputi langkah pengurangan 221 ton emisi COâ‚‚ per pesawat per tahun melalui solusi Flight Operations, yang diimplementasikan pada tahun 2022.

Membawa Cita Rasa Nabati ke Asia dan Sekitarnya
Didirikan saat puncak pandemi Covid-19 di Indonesia pada September 2020, misi Green Rebel sejak awal adalah untuk menawarkan alternatif daging nabati utuh bagi konsumen yang mencari pola makan fleksibel yang lebih sehat. Selama beberapa tahun terakhir, melihat peningkatan flexitarian, yaitu pola makan yang sebagian besar adalah makanan berbasis tumbuhan dan meminimalkan konsumsi daging serta produk hewani lainnya, terutama di Asia.

Dengan meningkatnya kemakmuran yang dibarengi meningkatnya konsumsi daging di pasar Asia Tenggara, peralihan ke protein nabati sangat diperlukan agar dapat mencapai target pengurangan karbon pada tahun 2030. Saat ini, Green Rebel adalah merek protein nabati terkemuka di Indonesia dan salah satu merek daging nabati yang paling menarik di belahan dunia ini.

Pada 2022, merek ini diluncurkan di Singapura, pasar pertama di luar Indonesia, dan sejak saat itu telah berekspansi ke Malaysia, Korea Selatan, Filipina, Vietnam, dan pasar lainnya di masa mendatang. “Kami telah bekerja keras untuk meluncurkan produk di pasar-pasar baru, dan menciptakan daging dan keju nabati yang inovatif sesuai dengan tren yang terus berkembang di Asia,” ujar Helga. (*)

Tinggalkan Balasan