Sayangnya, kaki tak dapat selonjoran di seat, karena kurang sopan dan tidak enak dengan penumpang yang lain. “So far, yang aku tau, hanya aku doang yang suka tidur kayak gitu, yang lain tidurnya sopan duduk. Kalau aku mah pegel kelesss,” katanya.
Sedikit berbagi pengalaman tentang Flixbus. Terakhir kali, kejadian Rhe ketinggalan bus yang sudah ditunggunya selama 20 menit dari mobil. Maklum, perjalanan dini hari, lagi winter. Bus yang datang adalah warna putih. Flixbus yang diketahuinya selama muter-muter Eropa selalu warna hijau dengan tulisan gede orange FLIXBUS!
Nah itu warnanya putih. Waktu bus itu pergi Rhe santai saja. Terus temannya nyeletuk, let me track your bus! Dia baru tahu kalau Flixbus bisa ditrack lewat aplikasinya. Trek posisinya dengan kode booking. Ternyata oh ternyata, bus putih tadi adalah busnya Rhe.
Terpaksa dirinya membeli tiket lagi dan perjalanan memutar jauh. Kelebihan Flixbus, jumlah armadanya banyak. Jadi, setiap jam ada rute. Ketika Rhe ganti bus di Zurich, dia dapat bus warna putih dan sempat bertanya kepada sopirnya. Benarkah Flixbus sekarag warnanya tidak selalu hijau?
Si sopir cuma menunjukkan stiker kecil warna hijau di pintu masuk. O iya, waktu kalian mau pilih busnya lewat aplikasi Omio, kalian harus cek dulu lokasi bus, ada di stasiun mana. Kadang bus berhenti jauh dari train station atau pusat kota. Kalau aku biasanya booking hostel sesudah pesan tiket bus, lalu pilih yang deket bus stop,” tambah Rhe. (*)