PILIH open trip mendaki gunung atau bersama teman kadang menjadi dilema ketika harus memanjakan hobi. Kalau ditanya, jika mendaki gunung, pilih ikut open trip atau mendaki bersama teman yang sudah kenal baik sifatnya? Jawabannya, sangat mungkin, tergantung pada banyak faktor.
Admin NgalasAdventure.com (@NgalasAdventure) sendiri berpendapat, untuk teman-teman yang berencana naik gunung disarankan melakukan perjalanan dengan teman. Setidaknya, bersama kerabat yang memang sudah kenal baik sifatnya. Hal itu bisa mengantisipasi dan punya gambaran mengenai apa saja kerja tim yang dibebankan pada masing-masing anggota pendakian.
“Distribusi barang bisa rata, menjadikan perjalanan aman dan nyaman. Tahu sifat anggota tim itu merupakan ‘advantage’ untuk kesuksesan pendakian. Percayalah, perpecahan atau salah paham saat pendakian, fatal akibatnya,” katanya.
Untuk teman-teman yang baru mencoba mendaki gunung, mintalah didampingi teman baik, yang punya jam terbang tinggi, atau senior-senior di dunia pendakian. Mintalah bimbingan dan jangan segan bertanya tentang ‘perencanaan hidup di alam bebas’.
Menurut NgalasAdventure.com, salah satu tugas manusia dari lahir sampai menutup mata embus nafas terakhir dari Tuhan adalah ‘belajar’. Ketahui betul risiko hidup di alam bebas, apa bahayanya, apa benefitnya. Rancang betul agenda dari ‘sebelum-saat-setelah” pendakian gunung. Semua itu butuh persiapan. “Mi instan saja butuh digodhok (rebus) dulu biar bisa dinikmati, ya kan,” tandasnya.
Mendaki gunung adalah salah satu kegiatan olahraga ekstrem yang harus dilakukan dengan persiapan matang. Pelajari betul, gunung yang akan didatangi, cuaca, karakter jalur pendakian, sumber air, dan lainnya, termasuk urban legend mengenai daerah dan gunung itu.
Cek kepercayaan penduduk lereng gunung, cari tau setiap detail mengenai gunung yang akan didaki. Salah satu nikmat mendaki gunung di bumi Nusantara ini adalah keberagaman penduduk. Berbincang dengn petani yang sedang rehat di pematang sawah itu menarik.
Quote “ajaklah temanmu naik Gunung untuk mengetahui sifatnya” itu kurang tepat. “Naiklah gunung agar lebih mengenali dirimu, merdeka atas dirimu sendiri, pun juga mengetahui batas kemampuan diri”. “Ah, pengin naik gunung pertama kali, pakai open trip-lah”.
Ya, monggo-monggo saja ikutan open trip mendaki, namun perlu diperhatikan apa saja fasilitas yang didapatkan. Teliti betul, jangan sampai kegocek tergiur harga murah ternyata isi sampah. Banyak yang kegocek, disediakan makan, ternyata cuma diberikan saat berangkat dan sampai di basecamp (2x saja).
Disediakan perlatan tim, ternyata bawa peralatan itu dibagi pada masing-masing peserta open trip. Obat-obatan ternyata hanya obat flu + fresker. Admin NgalasAdventure.com mengingatkan, agar memperhatikan detail bagian fasilitas yang ditawarkan. Pilah dan pilih operator open trip, yang memang bagus dan punya track record jelas.