Hati-hati Praktik Scam di Kota Paris Prancis

HATI-HATI praktik scam di Kota Paris Prancis. Admin mo-trans menemukan sebuah sharing cerita mengenai scam atau skema yang tidak jujur atau curang. Biasanya diniati untuk mengambil uang atau sesuatu yang berharga dari orang-orang.

Ini adalah trik kepercayaan yang dilakukan oleh kelompok, individu, atau perusahaan yang tidak jujur. Orang yang melakukan scam, disebut scammer, penipu, atau penipu. Jadi, hati-hati praktik scam di Kota Paris Prancis. Seorang scammer dapat, misalnya, memberikan informasi palsu kepada seseorang selama penawaran atau kesepakatan.

Apa yang tampak seperti skema keuntungan cepat, pada kenyataannya, adalah tipuan. Cerita scam ini terjadi di sebuah kota fashion terkenal dunia, yakni Paris, Prancis. Di balik pesona kota yang dianggap sebagian orang sangat romantis dan indah, tetapi menyimpan sisi lain.

Ada sejumlah pengalaman dari traveler yang kurang mengenakkan, tidak nyaman saat menjelajah Kota Paris. Ada yang senang, ada yang mengalami kejadian kurang beruntung.

Penipuan di Montmartre
Seorang teman Indonesia, doktor ekonomi (S3) lulusan universitas bagus di Prancis (karena dapat beasiswa), pergi ke Paris karen dapat tawaran mengajar. Kebetulan beliau menginap di guest house, kawasan Montmarte. Suatu sore, karena ingin melihat Montmartre yang tersohor pernah menjadi tempat tinggal para pelukis terkenal dunia, dia jalan-jalan ke area sekitar.

Di suatu tempat, ada kerumunan turis Asia yang berdiri menonton kabaret. Sang dosen ini pikir itu gratis, begitu pula para turis Asia di situ. Mereka pikir itu gratis. Entah bagaimana, mereka digiring untuk menonton kelanjutan kabaret. Di dalam ruangan itu, sang dosen ditawari vodka. Dia menolak karena muslim, dan lebih memilih jus orange.

Setelah selesai saat minta bill, kagetlah beliau, karena hanya untuk seharga gelas jus orange dia harus membayar 400 euro. Padahal, dia sudah sekian tahun tinggal di Perancis (dari S2 sampai S3 di suatu kota di Prancis), tahu sekali berapa harga jus orange yang normal. Karena bahasa Prancisnya fasih dan lancar, dia protes.

Di bill tertera dia minum vodka mahal, padahal nyatanya dia hanya minum jus. Sayangnya, walau sudah menunjukkan dia bukan turis yang mudah kena getok, tetap saja dia harus bayar 400 euro. Algojo atau preman tinggi besar orang Rumania sudah mengancamnya. Eh, itu belum selesai. Ada lagi bill 600 euro untuk kabaret. Kali ini dia protes lagi. Kabaret ecek-ecek kok 600 euro.

Tentu saja protesnya dalam bahasa Prancis yang lancar. Tapi karena di bawah ancaman pisau si preman Rumania, dia terpaksa bayar, dengan menggesekkan kartu kreditnya. Jadi, total kerugian dia 1000 euro untuk sekadar minum jus orange dan kabaret jalanan. Tentu saja ini membuat dia trauma sementara waktu dengan Kota Paris.

Sebelumnya, dia belum pernah ke Paris kecuali saat honeymoon dengan istrinya. Begitulah musibah, datang tanpa diundang, dan tidak ada hubungan dengan harus mandi tujun kembang atau mandi di tujuh pancuran, kecuali anak didik Eyang Subur.

Tinggalkan Balasan