Ini Contoh Itinerary Perjalanan 5 Hari ke Jepang

ITINERARY perjalanan ini, persisnya mencakup, dua wilayah di Jepang saja, yakni Tokyo dan Odaiba, selama 25-29 Oktober 2019. Si penulis, Teddy Kurniawan melakukan solo traveling untuk kali pertamanya. Waktu 5 hari karena keterbatasan cuti yang diambilnya.

Itineraray perjalanan 5 hari untuk dua kota ini dipilih karena memang sengaja tidak ingin keluar kota seperti ke Yokohama, Nikko ataupun Lake Kawaguchiko & Gunung Fuji. Nah, seperti apa persiapan dan kisah perjalanan Teddy Kurniawan. Simak ya.

1. Transportasi Jakarta-Tokyo (PP)
Tiket pesawat Japan Airlines (JAL) Jakarta–Tokyo (PP), saya beli pada saat promo gledek tiketdotcom pada Maret 2019, dengan harga murah Rp 3,3 juta. Untuk flight JL 720 (CGK-NRT) dan JL 729 (NRT-CGK) menggunakan Boeing 767.

Ini adalah pertama kalinya saya naik pesawat wide body dengan konfigurasi 2-3-2. So far, cukup puas dengan pelayanannya JAL. Pramugarinya ramah, inflight entertainment-nya lumayan ok (film-filmnya lumayan update, penerbangan selama 7 jam lebih jadi tidak berasa karena keasyikan nonton film).

Menu makanannya lumayan lengkap, dan pramugarinya juga hampir tiap jamnya selalu menawarkan minum (lumayan, pelepas dahaga akibat rasa haus dan dehidrasi di pesawat).

Perjalanan terbilang mulus, kecuali ketika hendak landing approach di Narita Airport, pesawat dihajar turbulen selama lebih dari 30 menit karena cuaca buruk (hujan deras) di wilayah Tokyo dan sekitarnya.

2. Akomodasi (Penginapan)
Saya menginap di Hotel 3000 Asakusa Honten, Asakusa. Booking via bookingdotcom seharga JPY 10350 untuk 4 malam (type 8 bed mixed dormitory). Harga yang lumayan murah untuk ukuran capsule Hotel di Jepang, mengingat harga tersebut sudah termasuk breakfast.

Cukup puas pengalaman menginap di hotel ini. Resepsionis 24 jam. Tidak perlu check-in dan check-out tiap hari seperti capsule hotel pada umumnya. Meskipun menu breakfastnya hampir selalu sama tiap harinya, tapi cukup mengenyangkan untuk mengganjal perut di pagi hari.

Menu makanan lumayan lengkap. Ada noodles, french fries, beef sausages, chicken nuggets, ikan, telur, salad, roti, roti tawar dan minumannya, ada susu & orange juice. Masih ada cold water, black tea & green tea merupakan bagian free drinks yang bisa kita nikmati 24 jam.

Di Dormitory Room, ada tempat penyimpanan koper di bagian bawah bed. Selain itu ada free locker di lobby yang bisa kita pakai untuk menyimpan barang berharga. Towel dan amenities lainnya (sikat gigi, dll) disediakan free. Shower room dan toiletnya cukup banyak.

Lokasinya cukup okay. Hanya 5 menit jalan kaki ke Nakamise Dori Street. 10 menit jalan kaki ke Sensoji Temple, 15 menit jalan kaki ke Sumida River, 10 menit jalan kaki ke Tawaramachi Station (Ginza Line) jika ingin commute keliling Tokyo naik Tokyo Subway serta 15 menit jalan kaki ke Asakusa Station jika ingin ke Narita Airport menggunakan kereta Narita Sky Access Express.

3. Akomodasi (Komunikasi)
Karena saya pengguna XL, saya mengaktifkan XL Pass (Rp 250.000 untuk paket roaming selama 7 hari). Koneksi internetnya terbilang lancar, hanya sesekali GPS-nya on-off saat sedang perjalanan menggunakan subway. Saat berada di penginapan, saya memanfaatkan WiFi hotel yang terbilang cukup cepat.

4. Transportasi selama di Tokyo dan Odaiba
Saya tidak membeli JR Tokyo Wide Pass. Untuk transportasi saya mengandalkan Tokyo Subway Pass 72 hours & IC Card (PASMO) yang saya pergunakan membayar kereta Narita Sky Access (Narita Airport – Asakusa Station pp) & Yurimokame Line (Shimbaishi Station–Odaiba PP).

Total pengeluaran untuk transportasi 5D4N selama di Tokyo hanya JPY 5190 (jauh lebih murah dibandingkan jika seandainya saya ambil JR Tokyo Wide Pass seharga JPY 10000).

Jalur kereta di Tokyo memang kelihatannya rumit jika melihat Tokyo Subway Map, tapi sebenarnya mudah dipahami. Selain itu, jika koneksi internet lancar, Google Maps sangat bisa diandalkan.

Google Maps, memberitahu alternatif jalur kereta yang bisa dipakai, lengkap dengan waktu dan biaya-nya juga memberikan informasi tentang pintu exit mana yang lebih dekat ke lokasi tujuan.

Mungkin salah satu disadvantage naik subway dibandingkan dengan JR train adalah harus siap naik turun tangga karena tidak semua akses keluar masuk platform di subway station dilengkapi dengan ekskalator/lift.

Hari 1: Jumat, 25 Oktober 2019
Pesawat JAL landing di Narita Airport Terminal 2 pukul 17.00 (seharusnya 16.20, delayed karena cuaca buruk. Meski antrean imigrasinya lumayan agak panjang, tapi prosesnya lancar.

Hanya ditanya stay berapa lama, dicek visa waiver-nya terus di-stempel deh, padahal sudah siapin itinerary plan, print booking hotel & e-ticket pesawat pp buat jaga-jaga kalau diminta menunjukkan.

Setelah keluar imigrasi, ambil bagasi cepat (beda dengan Soetta yang lamanya minta ampun), beli IC CARD (PASMO) dan jalan ke Narita Airport Train Station. Antre kereta cukup panjang karena saat itu Tokyo baru saja diguyur hujan deras yang menyebabkan beberapa kereta delayed.

Cara Menuju Asakusa (Hotel 3000 Asakusa Honten)
Kalau mau cepat, bisa naik Keisei Skyliner dari Narita Airport ke Ueno Station dilanjut naik Tokyo Subway ke Asakusa Station, tapi opsi itu tidak diambil karena harganya yang cukup mahal.

Selain itu, memang sengaja menunggu Narita Sky Access Express direct to Asakusa Station. Sayang, keretanya ngga lewat-lewat, akhirnya naik kereta Narita Sky Access Line yang biasa (naik Keisei Ueno dari Narita Airport ke Aoto Station).

Kemudian, transfer ke Keisei Oshiage yang berubah jadi Asakusa Line saat melewati Oshiage Skytree Station), dan baru sampai Asakusa pukul 20.00. Setelah check-in at Hotel 3000 Asakusa Honten, mandi, ganti baju dan beres-beres, explorasi Tokyo dimulai.

Cara Menuju Oshiage (Jikken Bridge dan Tokyo Skytree)
Oshiage (Tokyo Skytree) dapat dijangkau menggunakan subway “Asakusa Line” dari Asakusa Station menuju Oshiage Station, nge-tap pakai PASMO card (karena belum beli Tokyo Subway Pass yang hanya dijual di station subway tertentu saja).

Sampai Oshiage, tujuan pertama Jikken Bridge, spot terbaik untuk mengambil Tokyo Skytree di malam hari. Sayangnya, kamera ponsel agak kurang bagus untuk situasi low light. Jadi, saya jalan kaki untuk mengambil foto Tokyo Skytree dari jarak dekat.

Dari Oshiage ke Asakusa saya sengaja memilih jalan kaki karena sekalian mau eksplor daerah Oshiage dan Asakusa di malam hari menyebrangi Sumida River sampai ke Kaminarimon Gate + Nakamise Dori untuk foto-foto di sana.

Situasi Asakusa di malam hari lumayan agak sepi (hingga pukul 23.00). Cocok buat foto-foto. Apalagi saat toko-toko dan street food vendor di sekitar Nakamise Dori sudah pada tutup, akan terlihat jelas street art yang digambar di pintu koridor toko-toko itu.

Hari 2: Sabtu, 26 Oktober 2019
Bangun pukul 08.00, breakfast dan menuju Ueno Metro Station, karena itu lokasi terdekat dari Asakusa yang menjual Tokyo Subway Pass. Cara menuju Ueno Park, dari Hotel 3000 Asakusa Honten, jalan kaki ke Asakusa Station, kemudian naik subway “Ginza Line” menuju Ueno Metro Station, nge-tap pakai PASMO card.

Setelah exit Ueno Metro Station, saya mencari Tokyo Subway Office (pukul 10.00), jadi melanjutkan perjalanan ke Ueno Park. Lokasinya berdekatan dengan Ueno Station. Entrance fee Ueno Park is free. Cukup ramai pengunjung (baik foreign & local tourist) karena pas weekend.

Tujuan pertama, Shinobazunoike Bentendo Temple, lalu berjalan mengelilingi Shinobazuno Pond. Ueno Zoo saya skip karena saya tidak tertarik. Setelah itu jalan kaki menuju Gojo Tejinsha Shinto Shrine, yang punya Ana Inari(disana ada torri gates tunnel, mengingatkan Fushimi Inari di Kyoto).

Selanjutnya, ke Equistrian Statue of Prince Komatsu Akihito, Tokyo Metropolitan Art Museum, Ueno Onshin Park Fountain Square, Tokyo National Museum, National Museum of Nature Science & National Museum of Western Art. Sekadar foto-foto di depannya.

Setelah puas explore Ueno Park, dan sudah lewat pukul 11.00, saya kembali ke Ueno Metro Station dan akhirnya menemukan office tempat beli 72 hours subway pass seharga JPY 1500.

Cara Menuju Hibiya (Hibiya Park)
Dari Ueno Station naik subway Ginza Line menuju Ginza Station, selanjutnya oper ke subway Hibiya Line ke Hibiya Station, lalu cari exit menuju Hibiya Park.

Hibiya Park cukup ramai saat weekend, kebetulan saat itu ada festival Hibiya Park Gardening Show dan pertujukan musik. Entrance fee-nya gratis. Cukup worth it buat dikunjungi, apalagi lokasinya tidak jauh dari Imperial Palace.

Cara Menuju Chiyoda (Kokyo Gaien Garden dan Imperial Palace)
Dari Hibiya Park bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja. Di Kokyo Gaien Garden ada Statue of Kusunoki Masashige. Selanjutnya jalan kaki ke Imperial Palace tapi hanya foto-foto dari luar saja. Waktu sudah pukul 13.30 siang, perjalanan dilanjutkan ke Korakuen.

Cara Menuju Korakuen (Tokyo Dome dan Kosihikawa Korakuen Garden)
Dari Imperial Palace, jalan kaki ke Otemachi Station atau Tokyo Station lalu naik subway Marunouchi Line ke Korakuen Station, keluar exit Tokyo Dome. Setelah foto-foto di depan Tokyo Dome, geser Koishikawa Korakuen Garden.

Entrance Fee Koishikawa Korakuen Gardensebesar JPY 300. Sebenarnya Koishikawa korakuen Garden lumayan cantik, tapi sayangnya saya datang di saat yang kurang tepat, karena belum peak autumn. Sebagian besar daunnya masih hijau.

Ketika hampir pukul 15.00, perjalanan saya lanjutkan ke Ikebukuro. Cara menuju Ikebukuro (Tokyo Metropolitan Theatre). Dari Korakuen Station, naik subway “Marunouchi Line” to Ikebukuro Station, lalu keluar exit Tokyo Metropolitan Theatre.

Tokyo Metropolitan Theatre memiliki design architecture building yang cukup menarik. Entrance fee-nya gratis, exhibition-nya umumnya berbayar. Tapi, saat saya kesana ada pertunjukan melukis dari pelukis lokal dan itu gratis, bisa ditonton saat itu juga.

Saya hanya sebentar disini, lalu keluar explore area Ikebukuro yang merupakan salah satu kota besar di wilayah Tokyo. Lalu melanjutkan perjalanan ke Roppongi.

Cara Menuju Roppongi (Roppongi Hills City View Observatory dan Mori Art Museum)
Dari Ikebukuro Station naik subway Marunouchi Line ke Ginza Station atau Kasumigaseki Station, lalu transfer Hibiya Line menuju ke Roppongi Station, lalu keluar exit Roppongi Hills. Saya sampai pukul 16.30.

Kebetulan saya sudah booking tiket via klook (Rp 180.000, cukup murah, karena normalnya pembelian on the spot JPY 1800). Saya langsung ke Roppongi Hills City View Observatory via jalur khusus (by-pass antrean manual yang cukup panjang).

Sampa di atas, tepat waktu sebelum sunset (pukul 17.00), sehingga saya masih sempat mengambil foto Tokyo Tower sebelum sunset dan setelah langit gelap. Tiket sudah termasuk entrance fee ke Mori Art Museum yang terletak di gedung yang sama.

Cara Menuju Tokyo Tower
Karena sudah pukul 19.00, saya melanjutkan perjalanan ke Tokyo Tower. Dari Roppongi Station naik subway “Hibiya Line” menuju Kamiyocho Station, lalu cari exit kearah Tokyo Tower dan dilanjutkan jalan kaki sekitar 500 meter ke Tokyo Tower.

Tiba di dekat Tokyo Tower, saya sempatkan mengambil beberapa foto Tokyo Tower di malam hari dari beberapa lokasi di sekitar Tokyo Tower, lalu melanjutkan perjalanan ke Akihabara.

Cara Menuju Akihabara
Dari Kamiyocho Station naik subway “Hibiya Line” menuju Akihabara Station. Sampai di Akhihabara pukul 20.30. Cukup menyenangkan mengeksplor Akihabara. Bayangan saya, Akihabara identik dengan toko elektronik & AKB 48, ternyata banyak juga yang bisa dilihat disini.

Ada cosplayer. Toko-toko yang menjual manga, anime figure, game arena, pachinko dan sebagainya. Ada juga beberapa orang yang mengendarai gokar sambil mengenakan kostum Super Mario Bros. Selama 90 menit saya habiskan di Akihabara sebelum kembali ke Asakusa.

Cara Menuju Asakusa (Sensoji Temple)
Dari Akihabara Station naik subway Hibiya Line menuju Ueno Station, lalu transfer “Ginza Line” menuju Asakusa Station, dan dilanjut jalan kaki ke Sensoji Temple yang tidak sempat saya kunjungi malam sebelumnya.

Sensoji Temple terlihat cantik di malam hari, dan kebetulan lumayan agak sepi meski tetap ramai pengunjung meski sudah lewat pukul 22.30. Setelah puas mengambil beberapa foto di Sensoji Temple, saya berjalan kaki ke Hotel 3000 Asakusa Honten untuk beristirahat.

Hari 3: Minggu, 27 Oktober 2019
Nyaris melewat breakfast karena bangun kesiangan, tapi bisa sarapan sebelum ke Zojoji Temple. Cara menuju Zojoji Temple, dari Hotel 3000 Asakusa Honten, jalan kaki ke Asakusa Station, lalu naik subway Asakusa Line ke Daimon Station, kemudian jalan kaki 15 menit menuju Zojoji Temple.

Di Zojoji Temple ini, dapat mengambil foto Zojoji Temple dengan background Tokyo Tower, disarankan ke sana ketika cuaca cerah atau saat menjelang sunset agar dapat hasil foto yang maksimal. Saya tiba pukul 10.00, dengan langit yang agak mendung.

Cara Menuju Hie Shrine
Hie Shrine berlokasi di Akasaka. Dari Zojoji Temple, jalan kaki ke Daimon Station, lalu naik subway Asakusa Line ke Simbaishi Station, lalu transfer Ginza Line to Tameike Sanno Station, lalu berjalan kaki menuju Hie Shrine.

Tiba pukul 11.00. Sama seperti Zojoji Temple, Hie Shrine merupakan sebuah Shinto Shrine. Yang menarik, di Hie Shrine ada torii gates tunnel yang sedikit menyerupai Fushimi Inari di Kyoto.

Cara Menuju Shinjuku Gyoen Park
Shinjuku Gyoen Park berlokasi di wilayah Shinjuku. Dari Hie Shrine, jalan kaki ke Akasaka Mitsuke Station, lalu naik Marunouchi Line ke Shinjuku Sanchome Station, kemudian jalan kaki Shinjuku Gyoen Park.

Sampai di sana pukul 12.00. Entrance fee Shinjuku Gyoen Park sebesar JPY 500. Shinjuku Gyoen Park sangat luas, cukup melelahkan untuk mengelilingi taman yang satu ini.

Shinjuku Gyoen Park merupakan taman yang direkomendasikan untuk dikunjungi saat peak autumn maupun cherry blossom. Sayangnya, saya mengunjunginya di awal musim gugur, sehingga daun-daunnya masih terlihat hijau.

Saat berada disana, jangan lupa mengunjungi Green House, di dalamnya banyak dipamerkan berbagai macam aneka tanaman. Kurang lebih 1,5 jam lamanya saya habiskan waktu di Shinjuku Gyoen Park.

Cara Menuju Tokyo Metropolitan Government Office
Tokyo Metropolitan Government Office berlokasi di wilayah Shinjuku. Dari Shinjuku Gyoen Park, jalan kaki ke Shinjuku-Gyoemmae Station, lalu naik subway Marunouchi Line ke Nishi-Shinjuku Station, lalu cari exit menuju Tokyo Metropolitan Government Office.

Tapi, rute ini tidak saya rekomendasikan, karena jalan kakinya lumayan jauh. Apalagi, sebelumnya habis eksplor Shinjuku Gyoen Park. Sebaiknya dari Shinjuku-Gyoemmae Station naik subway Marunouchi Line ke Shinjuku Station, lalu transfer ke Oedo Line menuju Tochomae Station, dari sana tinggal jalan kaki dikit ke arah Tokyo Metropolitan Government Office.

Di Tokyo Metropolitan Government Office, saya hanya foto-foto di depan gedungnya saja. Sempat ingin ke Observatory tapi antreannya sangat panjang. Bisa jadi karena entrance fee-nya gratis, dan hari itu hari minggu.

Cara Menuju Yoyogi Park
Yoyogi Park berlokasi di antara Yoyogi, Harajuku dan Shibuya. Ada beberapa entrance gate-nya. Dari Tokyo Metropolitan Government Office, jalan kaki ke Nishi-Shinjuku Station, lalu naik subway Marunouchi Line ke Shinjuku-Sanchome Station.

Lalu, transfer ke Fukutoshin Line tujuan Meiji-Jingumae (Harujuku) Station, lalu transfer Chiyoda Line tujuan Yoyogi-Koen (Yoyogi Park) Station, cari exit yang menuju ke Yoyogi Park.

Rute alternatifnya, bisa dari Meiji-Jingumae (Harujuku) Station keluar exit menuju Yoyogi Park, jadi tidak perlu transfer ke Chiyoda Line tujuan Yoyogi-Koen Station, cuma beda entry gate-nya saja.

Entrance fee ke Yoyogi Park ini gratis. Taman ini sangat luas, kurang lebih seluas Shinjuku Gyoen Park, bedanya Yoyogi Park gratis (jadi sangat worth it buat dikunjungi).

Kurang lebih 45 menit lamanya saya berada di sana dan waktu sudah menunjukkan pukul 15.00. Saya keluar melalui Harajuku gate, disana ada beberapa artist jalanan yang melakukan aksi tari theatrical yang menarik.

Tinggalkan Balasan