Bandara Halim Berlakukan Sistem FIFO

SEORANG netizen, Brigita Manohara (@brigitamanohara) mengeluhkan pelayanan taksi di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Dia tidak habis pikir, kenapa voucher yang dimilikinya tidak berlaku di tempat itu.

“Saya sudah antre, saya mau naik Blue Bird karena saya dapat voucher, kenapa saya dilarang orang-orang yang katanya petugas bandara AP. Mereka) di Bandara Halim menggunakan jaket itu. Aneh yaaaaaaaaaaaaa,” tulisnya di media sosial.

Keluhan itu dikirimkan pula kepada akun Twitter @AP_Airports, kemudian @BudiKaryaS, @_TNIAU dan tentu saja, @halimperdanakusumaairports.

Sebuah akun bernama @specter, berusaha menjelaskan mengenai sistem pelayanan taksi di Bandara Halim.

“Saya mau kasih #Thread penjelasan tentang sistem FIFO (First In First Out) untuk taksi Bandara Halim yang sering mengundang banyak pro-kontra dan sering diadukan oleh banyak kustomer,” ujarnya.

Bandara Halim, menurut @specter, sudah sering mendapat komplain seperti dikeluhkan oleh @brigitamanohara, namun disinyalir ini adalah perang medianya salah satu operator taksi yang merasa keuntungannya berkurang banyak dengan diterapkannya sistem FIFO.

Si operator taksi ini sudah melalui segala cara untuk menghentikan sistem FIFO. Padahal, dengan diberlakukannya sistem FIFO, semua operator taksi memperoleh penumpang secara teratur.

Tidak ada lagi rasa tidak nyaman, karena adanya tarikan tas atau teriakan-teriakan dari operator taksi yang saling berlomba-lomba mencari pelanggan.

Diakui memang, ada kerugian bagi penumpang yang sudah memiliki voucher dari salah satu operator taksi. Tapi secara kuantitas, jumlahnya sangat sedikit.

“Kita tdk mungkin mengorbankan kenyamanan banyak orang hanya karena segelintir org itu,” ujarnya.

4 thoughts on “Bandara Halim Berlakukan Sistem FIFO

  1. Ini penjelasan yg sangat bagus…
    Saya ini petugas fifo yg berhubungan langsung dngn pengguna taksi.. mohon difahami terutama para pengguna Salah satu operator taksi… Jngn beranggapan kami preman karna kami mengatur Demi tercipta ketertiban, keamanan juga kenyaman pengguna transportasi taksi…
    Jujur kami sedih seeing dianggap sebelah Mata padahal kami Hanya menjalankan tugas sesuai SOP…

  2. Ya kalau tidak mau terjadi antrian kendaraan didepan pintu kedatangan, buatkan tempat untuk penjemputan taxi. Kan bisa di area parkir. Sekarang kita lihat, penumpang tdk mau taxi tapi maunya Gofar/grab. Mrk bela2in bawa barang berat keluar bandara dulu. Itu kan lucu dan kasihan. Naik harus taxi tertentu itu pemaksaan dan monopoli.

  3. Saya sangat sedih, bandara yg dibangun oleh uang negara dan rakyat, tapi pada kenyataannya pengguna bandara Halim jadi sengsara. Kalau hanya alasan semrawut, itu bgmn mengaturnya toh? Kalau nggak mampu mengatur ya memang terasa susah. Sekarang harus menggunakan taxi yg ditunjuk bandara. Taxi lain tdk boleh, itu aturan sepihak yg terkesan arogan..! Padahal penumpangnya sendiri sy lihat banyak yg TDK mau naik taxi yg ditunjuk bandara, sampai dibela-belain jalan kaki keluar bandara dgn memanggul barang2nya. hati nurani pengelola bandara Halim ini bgmn?. Apakah SDH ditutup kabut bisnis, sehingga masa bodoh..??

  4. Sama saya juga begitu. Lebih baik saya bayar mahal driver lain diluar. Daripada di bandara halim. Supir rata rata tidak ada atitudenya. Lebih baik saya naik online gocar atau taksi bluebird or silverbird. Harga saya no sekian, tpi pelayanan.

Tinggalkan Balasan