LARANGAN bawa tisu basah saat mendaki gunung bukan mengada-ada meski tisu basah ini bagi sebagian orang merasa banyak manfaatnya. Misalnya, setelah buang air besar atau air kecil. Larangan bawa tisu basah saat mendaki gunung berkaitan dengan banyaknya kasus pendaki yang membuang sampah sembarangan ketika mendaki gunung.
Pembuangan sampah sembarangan ini menjadi ancaman bagi kelestarian alam itu sendiri. Selain sampah botol dan sampah makanan kemasan plastik, sampah tisu basah banyak ditemukan. Tisu basah banyak digunakan untuk membersihkan diri setelah buang air besar atau buang air kecil.
Bahkan, tisu basah dipakai membersihkan perlengkapan makan. Akhirnya, karena volume penemuan sampah tisu basah besar, dia menjadi perlengkapan yang dilarang dibawa ketika pendakian. Di sebagian besar gunung, pengelolanya telah menerapkan aturan larangan membawa tisu basah saat mendaki.
Perlengkapan akan diperiksa terlebih dahulu dan perlengkapan yang tidak sesuai aturan, akan diambil. Lalu, kenapa tisu basah dilarang? Tisu basah terbuat dari senyawa poliester (PET), polipropilen (PP), kapas, dan serat rayon yang dipadatkan menjadi bentuk lembaran.
Bahan polyester & polypropylene merupakan bahan dasar plastik, proses penguraiannya sulit oleh alam. Selain itu, akan merusak ekosistem alam itu sendiri serta membahayakan satwa yang tidak sengaja mengonsumsinya. Untuk mengganti tisu basah, bisa mulai dengan membawa handuk kecil, yang bahannya cepat kering dan tipis. Pisahkan handuk sesuai kebutuhannya agar kebersihan tetap terjaga.
Sumber: eiger