Kenapa Italia Bisa Kena Kasus Corona Begitu Banyak?

Berbeda dengan Prancis yang sekarang sudah tidak mau mengetes orang-orang dengan gejala ringan. Mereka hanya disuruh istirahat di rumah dan mengisolasi diri. Berbeda juga dengan Amerika, yang punya prosedur sulit untuk tes Covid-19, plus terakhir, saya baca, harganya bisa sampai 3000 dolar AS. Tidak tahu apa sekarang sudah berubah kebijakannya. Jadi, ditanggung negara.

Kebijakan pengetesan untuk banyak orang inilah yang juga merupakan faktor besar, mengapa kita bisa melihat di berita, angka kasusnya jadi bombastis. Kemungkinan besar, di negara-negara lainnya bukannya angkanya jauh lebih rendah, namun kasusnya tidak terdeteksi penuh, sehingga angka riil-nya jauh lebih tinggi ketimbang angka yang terdaftar.

Faktor lain, adalah pas awal-awal outbreak, warganya tidak menganggap penting kasus Covid-19 dan tetap keukeuh jalan-jalan, walau pemerintah sudah menutup sekolah dan lainnya. Parahnya lagi, saat pemerintah lockdown Italia utara, warga sana berbondong-bondong kabur pakai kereta dan mobil ke selatan.

Tentunya, mereka itu, membawa ‘oleh-oleh’ virus Corona kepada warga selatan dan akhirnya pemerintah lockdown satu negara. Untuk angka kematian, Italia tidak membedakan mana yang meninggal gara-gara Covid-19 dan mana yang meninggal karena memang orangnya, penyakitan dan Corona itu hanyalah satu pemicu di antaranya.

Selain itu, Italia adalah negara dengan populasi lansia terbanyak kedua di dunia. Tahu sendiri kan, lansia adalah populasi yang paling rentan. Jadi, aman tidak nih ke Italia atau ke Eropa? Italia memang yang terparah sejauh ini, namun negara-negara lainnya seperti Prancis, Spanyol, Jerman, kemungkinan hanya 2 minggu di belakang Italia.

Kalau mereka tidak belajar dari kasus Italia (anggap remeh Covid-19, tidak patuh pas dilockdown), ya tidak menutup kemungkinan, mereka akan end up seperti Italia. Negara Denmark dan Norwegia mulai mengikuti kebijakan pemerintah Italia, mumpung kasus mereka masih belum terlalu banyak.

Saya pribadi berharap negara-negara lain juga akan menyusul. Saya sehat kok, masih muda dan dapat tiket promo. Saya tidak takut, lagian kan sayang duitnya! Kita memang sehat dan masih muda, kena Covid-19, pilek-pilek sedikit juga beberapa minggu doank bakal sembuh.

Namun orang tua, kakek, nenek, om, tante di rumah masih muda tidak? Jantungan gak? Gula darah gak? Itu orang yang duduk di bus bareng kita, siapa tahu pasien kanker dan terkena bersin kita. Satu orang yang kena Covid-19, mungkin cuma bersin-bersin dan batuk-batuk sedikit, tapi orang-orang yang ditulari?

Ya, mereka bisa masuk ICU, bisa meninggal. Tega? Lagian ke Eropa juga museum-museum tutup, atraksi-atraksi dibatalkan, toko-toko tutup, krik krik krik….Ya, sudah deh, saya tidak ke Eropa, ke Bangkok saja, atau ke New York! Italia adalah salah satu negara dengan sistem kesehatan terbaik di dunia. Oleh karena itu, seperti saya bilang di atas, angkanya transparan, proses tes covid mudah, biaya tes dan perawatan gratis, sehingga pasien banyak yang terdeteksi.

Kebanyakan negara-negara Asia, sistem kesehatannya tidak sebaik di Italia atau di Eropa. Amerika? Duh mereka universal healthcare saja tidak punya, tes covid mahal dan prosedurnya berbelit. Alhasil, jumlah kasus yang dilaporkan belum tentu sesuai dengan kondisi riilnya.

Tinggalkan Balasan