Perjalanan ke Thailand Menembus Kebosanan Rutinitas

Kalau di Bali, lokasi ini adalah Jl Poppies dan kalau di Yogyakarta, tempat ini kurang lebih seperti Jl Sosrowijayan, dekat Malioboro. Apapun sangat mudah kamu dapatkan di sini, apalagi ada 7-Eleven bisa kita temui kurang dari 50 meter. Check in. Istirahat. Mandi. Perut mulai lapar.

Khao San Road tak pernah sepi meski tengah malam. Bahkan semakin malam semakin ramai karena banyak cafe-cafe malam. Istilah gaulnya, tempat wisata malam. Penjual baju-baju di pinggir jalan yang murah-murah pun turut meramaikan suasana.

Yang paling seru, street food yang fresh. Murah-murah dan yang pasti rasanya enakkkk! Semua harga makanan tertera, so nggak bakalan kena tipu! Nggak cuma di Gunung kidul, Yogyakarta saja yang makanannya aneh (walang goreng).  Di sini bahkan ada walang goreng, sate kalajengking, dan serangga-serangga lainnya. Tapi yang super enak seperti BBQ daging, Thai Pat, Seafood juga nggak kalah menarik.

DAY 2 :
Petualangan di mulai!! Sesuai itinerary, harusnya mengunjungi tempat seperti candi-candi ala Bangkok yang paling bernilai : Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun. Tiga lokasi ini sudah sangat cukup membuat kaki lemas dan dehidrasi tingkat dewa. Semua lokasi ini bisa kita kunjungi dengan jalan kaki. Kecuali Wat arun yang harus menyebrang Sungai Chao Praya.

Karena informasi yang saya dapat kebetulan sangat komplet, so sejauh ini saya belum merasakan yang namanya nyasar. Masih menikmati destinasi yang ada di Bangkok. Setelah makan siang dan kembali ke hotel, saya istirahat sejenak. Malam harinya, mengunjungi Asiatique. Perjalanan ke Asiatique dengan perahu sekitar 30–45 menit dari dermaga terdekat di Khao Sand Road.

Kemudian jalan kaki 5–10 menit hingga ke lokasi Asiatique. Asiatque (silakan digugel) semacam pasar malam yang tapi banyak sekali penjual makanan, baju, sandal, oleh-oleh, dan juga arena bermain. Jangan membayangkan kalau Asiatique itu seperti pasar malam (atau cembreng atau sekaten) di Jawa ya. Asiatique justru seperti Trans studio. Bagus sekali dan paling seru adalah masuknya free.

Note : Buat kamu yang mau belanja dan khawatir uang cash kamu habis, di sini banyak sekali money changer dan mesin ATM.

Hari kedua, mulai ada tanda-tanda petualangan makin seru. Sandal putus!! Gggrrr….awalnya nggak ada sama sekali uang darurat untuk yang satu ini akhirnya harus dialokasikan. Sandal baru 500 Bath di Asiatique. Yes! Satu wahana yang paling menyilaukan dan menarik perhatian adalah Mekong. Semacam wahana sangkar burung atau bianglala di Indonesia, tapi di sini sangat mewah dan bahkan ada AC-nya!!

Haha… Menarik, akhirnya saya bayar 350 Bath untuk naik Mekong. Yeiiiy!! Perahu untuk kembali ke hotel sudah tidak beroperasi karena selesai beroperasi sekitar pukul 19.00. Akhirnya dari Asiatique saya mencoba naik taksi. Sebenarnya, ada jasa stop taksi dari Asiatique yang mana mempermudah kita untuk mendapatkan taksi.

Namun, kita harus membayar lebih mahal. Apalagi saat itu, sebelum pukul 22.00, perjalanan sangat macet di area Asiatique. Sambil menunggu, saya sempatkan jalan-jalan di sepanjang trotoar di sekitar Asiatique. Banyak street food yang menjajakan pisang. Entah kenapa, pisang di sini seperti maknan khas yang diolah menjadi berbagai macam makanan. Bahkan, ada martabak pisang. Aneh kan? Mencoba street food : Yes!!!

Tinggalkan Balasan