Nego Tarif Perjalanan Kamu lewat Aplikasi inDriver

SETELAH Grab dan Gojek eksis di Tanah Air, muncul pemain baru di bidang transportasi berbasis aplikasi. Ya, inDriver, aplikasi transportasi online yang berkantor pusat di New York, AS itu, merambah kota Surabaya dan Malang.

Hingga akhir 2019, sudah tercatat 1500 pengemudi (driver) di Surabaya dan 900 pengemudi di Malang.

Untuk tahap awal, setelah launching, inDriver tidak akan membebankan biaya komisi kepada mitra terdaftar. Aplikasi inDriver menjangkau seluruh area kota Surabaya, mulai pusat kota, daerah perbatasan hingga pinggiran kota. Cara pembayarannya, secara tunai sehingga memungkinkan menekan biaya perjalanan.

Kota Surabaya menjadi pilihan karena tingkat kepadatan lalulintasnya cukup tinggi. Masih banyak warganya yang memilih menggunakan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor karena minimnya layanan transportasi publik yang memadai, aman, nyaman, dan tepat waktu.

Pengelola aplikasi ini pernah menawarkan harga menarik. Misalnya, potongan harga 20 persen dari tarif normal kepada penumpang. Contohnya, untuk perjalanan dari Universitas Airlangga (Unair) Kampus B ke Tunjungan Plaza (TP), penumpang cukup membayar Rp 14.000, dan dari Galaxy Mall ke Stadion Gelora Bung Hatta hanya Rp 26.000.

Bagaimana dengan di Malang? Di awal tahun 2020, beberapa penumpang yang beruntung, telah menerima diskon tarif 20 persen untuk perjalanan dari Museum Angkut (Kota Batu) ke Universitas Brawijaya (UB).

Cukup merogoh koceknya Rp 54.000, dan dari Jatim Park ke Alun Alun Kota Malang, hanya Rp 62.000. Silakan cek dan bandingkan dengan aplikasi lain.

Manager For Drivers Support inDriver Indonesia, Ryan Rwanda menjelaskan, antusiasme pengemudi baru karena aplikasinya punya fitur yang berbeda dengan angkutan online yang lain.

Aplikasi inDriver mengandalkan fitur Real Time Deals. Di sini, penumpang dapat menego tarif atau meneentukan biaya perjalanannya sendiri.

Mitra aplikasi inDrvier juga bisa memilih sendiri perjalanan yang paling menguntungkan dan nyaman sehingga tidak merasakan kenaikan harga akibat jam sibuk, kemacetan lalulintas, dan banyaknya order.

Tinggalkan Balasan