Kamu akan melewati jalan setapak, melewati sungai dan lembah. Sepanjang perjalanan, penuh hamparan pemandangan hijau berupa perkebunan milik warga setempat.
Kamu juga akan melewati medan yang menantang berupa areal hutan belantara. Tersedia beberapa pos peristirahatan yang sengaja dibuat warga setempat.
Jadi, disarankan membawa perbekalan yang cukup, karena di lokasinya belum ada fasilitas seperti warung makan dan sejenisnya. Maklumlah, Coban Kricik yang masuk pelosok hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memang menyuguhkan panorama alami.
Butuh fisik prima yang prima. Pastikan mengenakan sepatu gunung atau alas kaki antiselip, karena treknya menurun tajam dan penuh tanjakan.
Jalanan hanya setapak, dikelilingi tebing yang curam. Perlu waspada dan tidak ceroboh jika tidak ingin terperosok ke jurang. Setelah menaklukan bukit tinggi, nanti bertemu air yang deras dan jernih.
Untuk rute curam dari Coban Kricik hingga Coban Jodho, silakan susuri sungai. Rasakan bebatuan sungai yang licin dan bikin terpeleset.
Setelah satu jam berjalan, langkah kaki sampai di Coban Kricik. Di sini, airnya sungguh deras dengan sepoi angin yang sejuk. Tubuh yang berkeringat tak tahan untuk segera berenang.
Kubangan airnya dalam jadi kalau tidak dapat berenang sebaiknya tidak perlu mandi di situ. Kalau ingin mandi, carilah kubangan yang dangkal. Airnya dingin, sejuk, bening, tak ada sampah.
Oh ya, karena tempatnya sepi dan pelosok, masih ada hewan buas berkeliaran. “Jadi, tetap hati-hati. “Ada macan tutul, macan hitam, macan kuning dan elang Jawa masih hidup di hutan ini,” ungkap Saturi, pengelola Coban Kricik.
Priantono selaku Ketua Pengelola Wisata Coban Kricik, Singo, Suko dan Jodho menyarankan mencoba wisata kuliner khas Desa Ngadirejo yakni sambal bakar.