Rute Curam dari Coban Kricik hingga Coban Jodho

Bahkan jalur hampir sama. Akses Coban Jidor tinggal lurus saja hingga menemui ujung aspal jalan dari Dusun Bendolawang. Coban Jodho secara administratif memang masuk Dusun Bendolawang.

Inilah perdusunan terakhir sebelum tiba di lokasi Coban Jodho. Dari dusun ini, masih harus melanjutkan perjalanan dengan menempuh jalur bebatuan sejauh 1 km.

Treknya cukup licin dan penuh bebatuan, semak dan jalan setapak yang lebarnya hanya sekitar 1 meter. Tak hanya itu, ada banyak turunan dan tanjakan yang cukup curam sampai, termasuk melewati beberapa aliran sungai yang arusnya lumayan deras.

Tak jauh dari sana sudah terlihat dan terdengar gemecik air Coban Jodho. Salah satu alasan banyak yang memilih langsung ke Coban Jodho, diduga, karena tekstur tebingnya yang berlekuk dihiasi hijaunya pepohonan di sekitarnya.

Ada banyak rerumputan segar yang terkesan sangat alami.  Di sekitar Coban Jodho, ada banyak air terjun lain seperti disebut di atas : Coban Jidor, Coban Kricik, Coban Arema (Singo), dan Coban Suko.

Untuk ke Coban Singo, kamu harus berjalan kaki selama 45 menit dari penitipan motor dengan trek yang tidak begitu ramah untuk kaki. Terjal dan licin serta diapit jurang dan tebing.

Sebelum menjangkau Coban Singo, kamu harus menyusuri sungai, karena tidak ada jalan lain. Sepanjang perjalanan kicauan burung ramai terdengar. Suaranya selaras dengan arus deras air.

Coban Singo bermuara pada kubangan air yang tidak dalam sehingga tidak berbahaya untuk mandi. Di bagian kanan kiri Coban Singo, ada tebing yang menyerupai tembok. Mirip Tembok Ratapan di Israel.

Tapi, berdiam diri sebentar di bawah air terjun sudah bisa bikin relaks setelah perjalanan yang melelahkan. Warga sering menyebut Coban Singo sebagai Coban Arema karena bentuknya yang seperti lambang arema, yaitu Singa.

Bentuknya yang unik membuat daya tarik tersendiri pada coban ini. (*)

Tinggalkan Balasan