
CARA menuju Candi Tikus di Jatirejo, Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, bisa dengan naik bus, kereta api, atau sewa mobil, bahkan taksi online.
Tentu saja, opsi itu untuk pengunjung yang tinggal tidak jauh dari Mojokerto, seperti dari Kota Surabaya maupun Sidoarjo. Admin mo-trans, menyarankan, naik kereta api saja.
Nikmati kunjungan satu malam dua hari di Mojokerto. Manjakan kegiatan perjalanan kamu dengan sejumlah destinasi murah di Kota Onde-onde ini.
Pengelola Candi Tikus, misalnya, hanya memberlakukan harga tiket Rp 3.000 per orang (valid per Februari 2022). Jadi, sangat ramah sekali di kantong.
Wisata candi bekas reruntuhan kolam renang ratusan tahun itu sangat rekomended untuk kamu jelajahi. Kamu dapat mengunjung Candi Tikus setiap hari.
Destinasi ini beroperasi mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Waktu paling tepat berkunjung itu di pagi hari. Jangan lupa, siapkan kamera untuk berburu foto instagramable dan gunakan outfit terbaik kamu.
Kalau naik moda transportasi kereta api, inilah jadwalya.
Jadwal Keberangkatan KA Jenggala (Surabaya-Mojokerto)
Surabaya Kota: 07.20
Surabaya Gubeng: 07.33
Wonokromo: 07.47
Sepanjang: 07.57
Boharan: 08.13
Krian: 08.22
Tarik: 08.38
Tiba di Mojokerto: 08.49
Jadwal Keberangkatan KA Jenggala (Mojokerto-Surabaya)
Mojokerto: 12.00
Tarik: 12.13
Krian: 12.32
Boharan: 12.49
Sepanjang: 13.07
Wonokromo: 13.17
Surabaya Gubeng: 13.26
Tiba Surabaya Kota: 13.34
Jadwal Keberangkatan KA Jenggala (Sidoarjo-Mojokerto)
Sidoarjo: 10.20
Tulangan: 10.33
Tarik: 10.54
Tiba Mojokerto: 11.05
Jadwal Keberangkatan KA Jenggala (Mojokerto-Sidoarjo)
Mojokerto: 09.10
Tarik: 09.28
Tulangan: 09.44
Tiba Sidoarjo: 09.55
Catatan:
1. Harga tiket KA Jenggala Rp 4.000 sekali jalan.
2. Tiket bisa dipesan H-7 sebelum keberangkatan di KAI Acces.
3. Untuk harga tiket Surabaya Mojokerto dan sebaliknya Rp 5.000
Candi Tikus ditemukan di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kalau umunya candi itu muncul di atas permukaan tanah, berbeda dengan candi satu ini. Candi Tikus ditemukan di bawah permukaan tanah oleh warga setempat.
Awalnya, sejumlah warga merasa terganggu oleh banyaknya hama tikus yang merusak pertanian sehingga hasil tani menurun drastis. Hingga tahun 1914, Bupati Mojokerto RAA Kromojoyo Adinegoro saat itu memerintahkan aparat desa membabat habis tikus yang ada.
Pada saat pengejaran tikus, aparat melihat hewan pengerat itu masuk gundukan tanah. Kromojoyo memerintahkan agar gundukan dibongkar dan ditemukanlah sebuah candi yang dinamakan Candi Tikus.
Candi Tikus diperkirakan dibangun pada abad XIII atau XIV. Di dalam Kitab Nagarakertagama, Mpu Prapanca mengatakan, dulunya candi ini adalah tempat petitraan atau permandian serta tempat upacara raja-raja terdahulu.
Denah bangunan candi yang terbuat dari bahan batu bata merah ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 22,50 x 22,50 meter dan memiliki ketinggian sekitar 5,20 meter dari dasar kolam sampai pada ketinggian permukaan tanah di sekitarnya.
Dasar kolam berada di bawah permukaan tanah dikelilingi tembok yang disusun berteras-teras. Teras-teras itu disusun semakin ke dalam semakin turun. Tangga masuk ada pada sisi utara. Pada bagian dasar kolam ada sebuah pondasi yang terlihat menempel pada dinding kolam sisi timur.
Saat ini, keberadaan Candi Tikus terus dilestarikan. Ketika musim liburan tiba candi ini akan dipenuhi oleh wisatawan yang berkunjung. Candi Tikus dikelilingi taman serta pepohonan yang menambah kesejukan. (*)