DUA hari menikmati kota Vientiane di Laos menjadi pengalaman pribadi yang sangat mengesankan. Apalagi, dua hari menikmati kota Vientiane di Laos itu merupakan perjalanan yang menguras tenaga. Ya, hampir 24 lebih di negara Laos. Laos menjadi negara anggota ASEAN yang berbatasan dengan banyak negara. Posisinya seperti ‘terkurung’ karena di barat laut ada Myanmar dan Tiongkok, lalu Vietnam di timur, Kamboja di selatan, dan Thailand di barat.
Secara geografis dan budaya, banyak kemiripan dengan Thailand tapi ternyata lebih sepi. Admin mo-trans menemukan file cerita dari teman backpacker. Maaf seribu maaf, lupa siapa yang menulis, karena sudah lama sekali. Semoga cerita dari si teman ini memberikan perspektif tambahan kalau ada teman traveler yang ingin menembus, melewati perbatasan (border crossing) Thailand dan Laos.
Jadi, begini kisahnya. Ini perjalanan saya selama 28 jam di Vientiane, Laos. Rute kami, overland dari Bangkok-Nong Khai-Vientiane (PP). Dari Bangkok ke Nong Khai menggunakan transportasi bus Transport.co. Kami berangkat dari Terminal Bus Suvarnabhumi Airport pukul 21.00.
Seharusnya hanya 10 jam perjalanan tapi karena kena macet parah dari Suvarnabhumi sampai Nakon Ratchasima (dekat Khao Yai), jadi 12 jam. Tiba di Terminal Bus Nong Khai (pukul 09.30), kami melanjutkan dengan Thai Government Bus Nong Khai ke Vientiane. Rute ini kurang lebih 2 jam perjalanan (sudah termasuk proses imigrasi). Akhirnya, tiba di Vientiane pukul 11.00.
Cuaca kurang bersahabat. Sebentar hujan sebentar cerah. Agenda kami ke Pha That Luang (tiket masuk 10000 LAK/orang ) dan Patuxai Monument. Pha That Luang simbolnya negara Laos dan Patuxai Monument (mirip Arc de Triomphe) simbol kota Vientiane.
Di Patuxai bisa naik ke atas bangunan monumen untuk melihat pemandangan kota Vientiane dari atas dengan membayar 3000 LAK. Di dalam bangunan Patuxai banyak sekali penjual cenderamata, dari Lantai 1 sampai paling atas. Malamnya, kami mengunjungi Vientiane Riverside Night Market dan Walking Street Night Market di New World Shopping Complex, tidak jauh dari riverside. Untuk walking street, pasarnya lebih ke anak muda karena kulinernya lebih kekinian.
Hari kedua, kami hanya temple hopping ke Wat Sisaket (tiket masuk 10000 LAK/ orang), Wat Phra Kaew (10000 LAK/orang), Wat Xi Muang (gratis) dan ke Talat Sao Mall. Sore harinya meninggalkan Vientiane dan kembali ke Thailand. Dari Vientiane ke Nong Khai, kami kembali naik bus pemerintah, lalu dari Nong Khai ke Bangkok, menggunakan sleeper train.
Menurut saya, Vientiane ini merupakan ibukota yang kurang lebih tipikalnya sama dengan ibukota dari negara tetangganya. Yang saya suka, kotanya masih tergolong sepi, dan cukup rapi. Orang-orangnya ramah dan super woles. Kota yang aman dengan crime rate yang cukup rendah dibandingkan negara tetangganya. Cocok untuk leyeh-leyeh sejenak dari ingar bingar kota besar.
Note :
1. Untuk night bus dari Bangkok ke Nong Khai, kami menggunakan operator bus Transport.co. Pemesanan melalui 12go.asia. Harga per orang kurang lebih 528 THB.
2. Bus pemerintah dari Nong Khai ke Vientiane per orang kira-kira 55 THB one way. Dari Vientiane ke Nongkhai kami juga naik bus pemerintah yang harganya 15000 LAK one way. Kalau weekend & public holiday 17000 LAK one way. Jadwal bus : 07:30, 09:30, 12.40, 14:30, 15:30, 18:00 ( Nong Khai-Vientiane dan Vientiane-Nong Khai sama jadwalnya).