
Setelah itu, bisa naik menuju bibir tangga Gunung Bromo (bisa jalan kaki atau naik kuda Rp 75.000-Rp 150.000 (PP)). Sayang tidak ada yang mengatur orderan kuda, sehingga pemiliknya menetapkan harga sendiri-sendiri.
Untuk kembali, lebih baik, kamu pulang melalui Cemoro Lawang Probolinggo atau Ndingklik Wonokitri/Tosari Kabupaten Pasuruan.
Kembali ke rute semula. Kalau dari banyak catatan para traveller, seperti yang ketiga adalah jalur paling umum, paling sering dilewati, dan menantang.
Melewati hutan tropis kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Jalur Senduro, Lumajang, sedikit lebih baik ketimbang jaur Tumpang.
Rute di sepanjang jalan lebih teduh dan lebih hijau. Jalur ini menjadi pilihan kalau melalui jalur selatan Lumajang.
Hanya, sayangnya, admin mo-trans menyarankan, kamu jangan sekali-sekali menggunakan kendaraan roda empat untuk melewati jalur ini.
Jalur ini sepertinya telah identik dengan jalur motor trail karena medan yang adventure. Belum lagi, transportasi daerah ini tergolong sulit.
Tidak semua kendaraan dapat melewatinya. Hanya sekelas mobil jip dan truk saja.
Kondisi jalannya tidak beraspal, melalui pegunungan tipis, menanjak, menyusuri lereng berliku-liku atau menyusuri jalan berlubang.
Jadi, untuk menuju Gunung Bromo dari Senduro, kamu harus naik kendaraan dari Terminal Minak Koncar di Lumajang (L-399). Mintalah turun kepada pengemudi mobil di Pasar Senduro (20 km arah barat kota).