Perjalanan ke Thailand Menembus Kebosanan Rutinitas

Perjalanan ke Thailand Menembus Kebosanan Rutinitas

Tanda-tanda liburan seru kembali muncul : Gimana nyetop taksinya? Di jalan ini, nggak bisa sembarangan naik taksi. Selain itu ada kekhawatiran juga kalau nanti kena harga mahal, atau kalau kamu pakai argometer, bakal diputer-puterin. Lagian kita kan nggak ada internet atau GPS buat ngelacak kita ada dimana. Duhh…tapi…mari dicoba! Taksi di Bangkok sangat colorful. Mudah sekali dikenali.

Taksi sudah didapat, tanda-tanda selanjutnya adalah : tawar menawar. Bahasa Inggris Vs bahasa Thailand! Seru bukan main. Saya nanya A, dia “ha?? Ha??ha??”. Duh!! Tepok jidat!! Segala trik coba untuk dilakukan, akhirnya paham juga. Setelah harga didapat, saya masuk dan mencoba mengobrol dengan driver.

Super kocak!! Kalau kamu tahu film Tarzan scene, di mana Jane ketemu dengan Tarzan dan mereka berkenalan, nah seperti itulah saya dengan driver ini. Haha… saya menemukan suatu fakta. Faktanya adalah : driver tuk tuk lebih banyak yang bisa berbahasa Inggris daripada driver taksi. Fiuuh… 140 Bath dari Asiatique ke hotel.

DAY 3 :
Karena tempat-tempat yang wajib dikunjungi di Bangkok hampir sudah semua, giliran mencoba semua alat transportasi di Thailand. Pukul 08.00, naik Tuktuk ke Dusit Palace. Pak tuktuk ini sedikit berbohong. Bilangnya Dusit Palace tutup. Ngapain saya datang ke sana, apalagi pakai celana pendek, katanya. Tapi insting saya mulai insecure.

Saya ngotot untuk diturunkan di Dusit Palace dan mengunjungi Vimanmek Museum. Setelah tanya ke petugas museum, ternyata museum bukan tutup, saya tetap bisa berkunjung tapi belum buka. Untung nggak mudah percaya sama abang tuk tuk. Saya tunggu sekitar 15 menit. Kemudian jalan-jalan ke dalam Dusit Palace dan museum Vimanmek.

Note : Masuk museum juga harus pakai celana atau rok panjang guyss!! Gue pakai celana di atas lutut ini!! Fiuuuh… 200 Bath melayang buat beli kain atau jarit buat nutupin kaki.

09.00 : Perjalanan dari Dusit Palace ke Phra Athit Pier naik tuk tuk sekitar 40 Bath (Whaaattt!! Murah banget). Jadi nyesel tadi berangkat ke Dusit Palace bayar 100 Bath. Tapi, abang tuktuknya mau saya mampir ke tempat souvenir. Saya sudah bilang kalau saya nggak mau beli suvenr. Tapi okelahhh, saya tahu sekali dunia wisata seperti apa.

Maksudnya, agar dia mendapatkan uang komisi dari perusahaan suvenir itu meski kita nggak beli apapun, asal dia bawa tamu ke toko, maka dia akan tetap dapat. Karena ketagihan saya bersedia berhenti 5-10 menit ke toko suvenir, Abang tuk tuk ini maksa saya buat mampir ke toko fashion.

OMG!! Saya bilang : NO!! Meskipun masih membujuk, saya hampir setengah teriak karena abang tuk tuk ini kelakuannya nggak baik. So, just be careful!

Note : jangan pernah mau naik tuk tuk yang menawarkan harga yang tidak lazim.


Eksplorasi konten lain dari mo-trans

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan