Padang rumput yang hijau, rumah khas Eropa yang berwarna-warni, air sungai yang biru dan dikemas dalam background pegunungan bersalju. Walau nggak jadi Explore Interlaken di Swiss karena Swiss Saver Passnya yang mahal gila, setidaknya, sudah bisa menikmati indahnya nuansa pegunungan Eropa yang cakep like a heaven.
Oh ya, kalau mau, kalian bisa kok berhenti dan rasakan hawa sejuk dan foto–foto cantik dengan view pegunungannya karena bus berhenti di setiap halte. Awalnya sih kami rencanakan pas pulang dari Hallstaat, turun sebentar untuk take photo. Tapi, sudah keburu capek dan lupa.
Tiba di Hallstaat pukul 14.00, explore Hallstaat sampai pukul 17.00 dan balik ke Salzburg. Hallstaat itu kecil dan spot wisatanya cuma beberapa. Karena pengen foto di ikon yang sering ada di gambar–gambar kalender, akhirnya wish list has done. Tapi beneran, Hallstaat itu cakepnya kebangetan.
Emang lagi beruntung, di Hallstaat ada seremoni pemakaman warga sana. Awalnya kami heran, kok banyak orang lokal mengenakan pakaian khas. Apa mungkin ada acara perkawinan atau Parade Budaya, karena warganya berbaris di jalanan hingga ke Protestan Church. Pas kami tungguin dan lihat sepanjang jalan, wajahnya rata rata datar dan ada yang nangis.
Ternyata, itu seremoni pemakaman. Peti jenazah dipanggul di jalanan menuju ke gereja. Saya mencoba mengabadikan dengan video dan nggak diperbolehkan. Orang lokal menegur dengan tegas sambil ngomong tolong hargai acara sakral ini. Tapi overall, puas sih liat tradisi mereka dan pengalaman baru juga.
Satu lagi, warga lokal di Hallstaat kurang menyukai kehadiran turis di desa mereka, karena setiap rumah selalu menempelkan semacam warning label yang intinya bilang : Ini bukan museum atau bangunan publik, tolong hargai privasi pemilik rumah, jangan berisik.
Day 6 : Salzburg, Austria
Pagi Hari di Kota Salzburg, menikmati Pegunugan Alpen yang terlihat jelas di depan hostel. Hari ini, kami cuma explore Salzburg Half day, karena harus lanjut naik kereta pukul 14.00 untuk trip lanjutan ke Venice Italy. Salzburg menurut saya nggak secantik kota lain yang sudah kami kunjungin. Dari segi arsitektur dan tata kota masih kalah dibanding Praha, Paris dan Amsterdam.
Tapi, bagi pecinta Mozzart, memang kota ini sangat recommend. Ini kota damai banget, di setiap lokasi pasti ada event musical, cocok untuk menenangkan diri dari keramaian kota, karena kotanya kecil yang langsung menghadap pegunungan Alpen.
Kami explore kota Salzburg dengan jalan kaki, dimulai dari Mirabellplatz (Mirabell Garden), lalu berjalan ke Mozart Wohnhaus rumah kecil nya si Mozart. Menyeberang Makartsteg Bridge, dengan view Pegunungan Alpen, Mozartplatz, Salzburg Cathedral, Residenz Fountain, Mozart House dan berakhir di Hohensalzburg Fortress.
Dari Hohensalzburg Fortress, kami bisa liat kota Salzburg dari ketinggian. Tapi masuk ke Hohensalzburg Fortress berbayar ya. Jadi, kami cuma menikmati Kota Salzburg, dari luar benteng. Sayang duit euy, 15 EUR. Explore Salzburg kelar dan langsung ke Salzburg Hbf untuk menunggu train OBB, dari Salzburg ke Venezia Mestre Italia.